Rabu, 10 April 2013

Ulama' Hasil Didikan Murabbi Agung

Di sebelah Abuya Alhabib Muhammad Al Maliki adalah anak murid beliau yang sangat terkenal di indonesia K.h Ihya' Ulumiddin.


Lahir pada 10 Ogos 1952 di desa Parengan Maduran Lamongan, KH Ihya’ Ulumiddin setelah lulus SR pada tahun 1964 lalu melanjutkan pendidikan di pesantren Langitan dalam asuhan KH Abdul Hadi Zahid, seorang ulama kharismatik yang sangat terkenal dengan ke istiqamahan nya. Kurang lebih sepuluh tahun mondok di langitan dari tahun kemudian melanjutkan pelajaran sekaligus belajar di YAPI Bangil yang dinakhodai oleh Habib Husen al Habsyi sebelum beliau berubah faham sebagai seorang penganut Syiah. Dari Habib Husen inilah KH M. Ihya’ Ulumiddin mengakui mengenal sesuatu yang dinamakan gerakan dakwah.




Dari persentuhan dengan Habib Husen ini pula, semangat mendalami ilmu dan memperjuangkan agama semakin membara dalam hati ustadz Ihya’ muda yang ketika itu sudah mula dikenali sebagai seorang santri yang alim. Akhirnya sampailah pengembaraan ilmu di tanah haram Makkah yang pada gilirannya Allah mempertemukan beliau dengan guru murabbi Abuya As Sayyid Muhammad al Maliki yang selalu beliau ceritakan segala tentangnya dalam kajian-kajian ilmu.




Setelah empat tahun berkhidmah dan belajar kepada Abuya As Sayyid Muhammad al Maliki, Ustadz Ihya’ pun kembali pulang ke Indonesia pada tahun 1980. Meskipun sudah berada di Indonesia, tetapi hubungan antara murid dan guru ini terus berkesinambungan hingga saat ini, saat pesantren Abuya telah diasuh oleh As Sayyid Ahmad bin Muhammad al Maliki. Wujud dari hubungan ini salah satunya adalah hingga kini majoriti santri Indonesia yang berniat untuk belajar di Rushaifah Makkah harus terlebih dulu berstatus sebagai santri/pelajar Ma’had Nurul Haromain Ngroto Pujon Malang yang di asaskan oleh K.h Ustadz Ihya'. Sebuah hubungan yang tiada akhir yang semoga diberkahi dan diredhai oleh Allah.

Jasa beliau terhadap umat Islam Indonesia dan seluruh Asia amatlah besar,banayk beliau sumbangkan imu beliau melalui kitab-kitab karangan beliauApa yang ada dalam hati dan dirimu diketahui dari mulutmu. Keluasan ilmu seorang KH Ihya’ Ulumiddin bisa diketahui pula dari buku-buku yang banyak ditulisnya. Dimulai Jalaul Afham syarah Aqidatul Awam yang ditulis di Makkah sewaktu belajar kepada Abuya. Kitab berbahasa Arab ini entah sudah naik cetak berapa kali karena sudah banyak pesantren di Indonesia yang menjadikan kitab ini sebagai kurikulum wajibnya. Hebatnya, Abi sama sekali tidak melarang siapapun mencetak dan mengedarkan kitab ini. Pernah salah satu penerbit islam sangat besar datang meminta izin untuk mencetak. Tentu saja Abi mengizinkan, akan tetapi ketika dalam surat perjanjian ada poin penerbit lain tidak boleh mencetak maka Abi menolak dan membatalkan perjanjian itu. Sikap ikhlas yang barang kali jarang sekali ditemukan dalam sebuah karya ilmiah zaman ini yang rata-rata ditulis (Hak cetak dilindungi undang-undang).




Karya lain adalah buku praktis tentang shalat yang berjudul Kaifa Tushalli, tatacara shalat menurut Rasulullah Saw, sebelum seperti sekarang ini di mana banyak buku tata cara shalat menurut Rasulullah Saw dicetak. Kaifa Tushalli telah dicetak dan disebarluaskan oleh AMM Jogjakarta pada era tahun 90-an. Selain itu juga dicetak oleh Jamaah Dakwah al Haromain sendiri. Banyak orang mampu menulis buku besar, akan tetapi membuat suatu buku praktis tidak bisa dilakukan kecuali oleh yang betul-betul mengusai sebuah disiplin ilmu yang ditulisnya. Selain Kaifa Tushalli, Abi juga menulis buku praktis seperti halnya Zakat, Fiqih Puasa, Haji Tamattu’, Risalah Wudhu, Merawat Jenazah dll. Keahlian menulis dan membuat sebuah buku inipun berusaha beliau tularkan kepada para santrinya sehingga tidak sedikit santri beliau baik dari kalangan pesantren ataupun kampus yang bisa menulis dan membuat sebuah karya tulis.




Sedikit paparan di atas kiranya cukup menjadi penegasan bahwa Abi Ihya’ adalah seorang ahli yang bisa membuat orang lain ahli. Seorang pandai yang memandaikan orang lain. Inilah karakteristik salah seorang figur yang oleh Rasulullah Saw layak untuk dikepingini, selain figur seorang kaya raya yang memberikan kekayaannya sehingga bisa membuat orang lain kaya.




Semoga Allah selalu menjaga dan memberikan kesehatan kepada beliau. Amin.


.


Tiada ulasan: